CILACAP, TOP HEADLINES – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia Letjen TNI Doni Monardo beserta rombongan (Staf) mengunjungi Kabupaten Cilacap yang diagendakan melakukan peninjauan kawasan konservasi hutan bakau di sekitar Segara Anakan, kawasan Cagar Alam Nusakambangan dan Kecamatan Kampunglaut yang secara administratif merupakan wilayah Kabupaten Cilacap, Jumat (4/12/2020).
Kedatangan orang nomor satu di BNPB sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Nasional tersebut disambut oleh Bupati Cilacap H. Tatto Suwarto Pamuji, didampingi Dandim 0703 Cilacap Letkol Inf Wahyo Yuniartoto SE, M.Tr (Han), Palaksa Lanal Cilacap Cilacap Letkol Laut (P) Wildan Ardiansyah, Kapolres Cilacap AKBP Derry Agung Wijaya, S.I.K.,S.H. M.H, Kepala BPBD Kabupaten Cilacap Drs. Tri Komara, Kasdim Mayor Inf Drs. Abdul Asis Lallo, Sekda Drs. Farid Maruf, ST.MM beserta para Asisten Sekda Cilacap.
Dalam kesempatan itu, Bupati Cilacap memaparkan terkait upaya Pemkab Cilacap dalam penanganan Covid-19 di wilayahnya.
“Perlu kami sampaikan, jumlah kasus Covid-19 di Cilacap berdasarkan data pada tanggal 03 Desember 2020, jumlah total konfirmasi positif sebanyak 2.311 orang, yang sembuh 1610 orang (69,67 %), yang meninggal 69 orang (2,9 %), konfirmasi masih aktif saat ini baik yang OTG dan dirawat di Rumah Sakit berjumlah 632 orang,” ucapnya.
Lebih lanjut, “Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Kabupaten Cilacap, karena seperti
kita ketahui bersama, bahwa Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten terluas di Jawa Tengah, dengan jumlah penduduk mencapai 2 juta jiwa lebih. Secara administratif Kabupaten Cilacap
terbagi dalam 24 kecamatan dan 269 Desa serta 15 Kelurahan,” paparnya.
Usai kegiatan paparan, dengan menggunakan perahu RIB milik Kopassus dan perahu patroli Polairud, Kepala BNPB Doni Monardo beserta rombongan termasuk di dalamnya Tim BKSDA Nusakambangan bertolak menuju wilayah konservasi Segara Anakan, dan melihat langsung kondisi hutan tropis di Pulau Nusakambangan dimana di tempat tersebut tumbuh pohon Plahlar laut yang konon di Indonesia hanya ada di Nusakambangan.
Selain itu, dirinya juga mengunjungi Kecamatan Kampunglaut dan menerima paparan tentang kondisi geografis Pulau Nusakambangan dihadapkan dengan adanya potensi bencana Tsunami yang dulu pada tahun 2006 pernah menerjang kawasan ini dan bagaimana upaya menyelamatkan masyarakat dari bencana yang dapat terjadi kapan saja.
“Dulu pada Tsunami yang pusatnya di pantai pangandaran telah berdampak pada kerusakan hutan di Pulau NUSAKAMBANGAN berdasar penelitian (riset para ahli) gelombangnya mencapai ketinggian 15 samapai 22 meter. Selain itu kami dapat sejumlah informasi adanya tanaman endemik yaitu pohon Plahlar di kawasan cagar alam Nusakambangan yang jumlahnya semakin berkurang. Sehingga kami bekerja sama dengan tim BKSDA untuk meningkatkan kembali populasi tanaman tersebut,” kata Doni. (* pendim 0703 cilacap)