CILACAP.INFO – Pendapatan nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, merosot akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Khususnya Nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Pandanarang, Pantai Teluk Penyu.
“Kalau menurut hitungan Jawa, harusnya saat sekarang nelayan Cilacap akan segera memasuki masa panen raya. Namun kenyataannya hasil tangkapannya tidak menentu. Kadang bisa mendapatkan ikan, hari-hari berikutnya tidak ada ikan.” kata Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang Tarmuji di Cilacap, Rabu (16).
Ia mengatakan berdasarkan informasi, nelayan di daerah lainnya baik di pesisir selatan Jateng maupun pantai utara Jateng juga mengalami kondisi serupa.
Menurut dia, kondisi tersebut dipengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu karena masih sering terjadi gelombang tinggi.
“Kemarin sempat muncul ikan bawal putih namun cuma sebentar, layur dan udang juga ada namun cuma sedikit. Akibatnya, pendapatan nelayan Cilacap khususnya yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Pandanarang merosot.” katanya.
Lebih lanjut, Tarmuji mengatakan dari seratusan kapal nelayan Pandanarang yang berangkat melaut. Hanya satu-dua kapal yang bisa memperoleh pendapatan kotor sebesar Rp. 1 juta, sedangkan lainnya rata-rata hanya Rp. 150 ribu.
Menurut dia, pendapatan kotor sebesar Rp. 1 juta itu harus dikurangi biaya operasional. Yaitu berupa bahan bakar minyak dan perbekalan sebesar Rp. 300 ribu.
“Sisanya dibagi dua, untuk pemilik kapal dan anak buah kapal. Biasanya kalau sisa pendapatan setelah dikurangi biaya operasional hanya sebesar Rp. 700 ribu, pemilik kapal hanya mengambil Rp. 300 ribu. Sisanya untuk ABK. Kalau kapal itu terdiri atas dua ABK, berarti dibagi dua, masing-masing Rp. 200 ribu.” katanya.
Ia mengharapkan kondisi cuaca segera kembali bersahabat sebelum datangnya musim angin baratan. Sehingga nelayan Cilacap bisa menikmati masa panen.
Gelombang Tinggi Akan Mengancam Pesisir Selatan Jawa
Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap. Gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa Barat, perairan selatan Jawa Tengah.
Selain itu di perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Bahkan, pada tanggal 16-18 Oktober 2019, tinggi gelombang akan mengancam perairan selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran. Juga di Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Sukabumi hingga Yogyakarta. Dengan diprakirakan berkisar 2,5-4 meter.” kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Teguh Wardoyo.
Menurut dia, tinggi gelombang tersebut dipengaruhi oleh angin bertiup di atas wilayah perairan maupun samudra. Yakni dengan kecepatan berkisar 5-20 knot yang cenderung searah dari timur hingga selatan.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Sukabumi-Yogyakarta. Serta Samudra Hindia selatan Sukabumi-Yogyakarta yang berlaku hingga tanggal 18 Oktober 2019.
“Kami akan segera informasikan kepada masyarakat dan pengguna jasa kelautan jika ada perkembangan lebih lanjut.” katanya.
Sumber: Antara