CILACAP.INFO – Hujan deras dengan intensitas yang tinggi kerap membuat sejumlah wilayah di Cilacap bagian Barat dilanda Banjir. Hampir setiap tahun dan musim penghujan wilayah seperti Kawunganten, Gandrungmangu, Sidareja, Wanareja, Patimuan, Kedungreja dilanda banjir.
Banjir musiman di Cilacap inilah yang menjadikan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) Cilacap memikirkan cara-cara sekreatif mungkin agar dapat berkontribusi dan membantu masyarakat, salah satunya proses evakuasi manakala banjir.
Sesuai data dilapangan, Banser dan Ormas lainnya yang turut serta membantu proses evakuasi teramat kesulitan dengan proses evakuasi saat banjir.
Seperti manakala Banjir di wilayah Sidareja, Banser dan Ormas lainnya kesulitan saat proses evakuasi dan distribusi bantuan, karena minimnya perahu atau ban yang disediakan, bahkan tak lama ban tersebut ditarik kembali untuk proses evakuasi di daerah lainnya.
Dari sinilah muncul ide kreatif, dimana Banser mengubah drum bekas untuk dijadikan perahu guna proses evakuasi dan pendistribusian logistik apabila banjir tiba.
Diketahui Banser Nahdlatul Ulama (NU) meski anggotanya bukanlah orang elite yang banyak punya duit, namun tekad kuat akan solidaritas, dan ingin membantu sesama, sehingga rasa kemanusiaanya bangkit dan membuahkan suatu hal yang positif, salah satunya membuat perahu dari drum bekas ini.
Kisah inspiratif ini pun diangkat oleh NU Cilacap Online (pcnucilacap.com), NU Online (www.nu.or.id), Portal Aswaja dan berbagai media massa.
Kang Maman selaku Ketua Banser Tanggap Bencana (Bagana) Kawunganten merasa bersyukur perahu tersebut telah jadi dan siap diuji. Ia juga berharap agar setiap kecamatan, bagana memiliki minimal 1 perahu guna proses evakuasi jika banjir tiba.
“Pembuatan 1 perahu ini membutuhkan 8 drum bekas, dan memakan waktu dalam proses pembuatannya yakni 25 hari, Alhamdulillah beberapa perahu telah kami buat, dan semoga hal ini juga diikuti oleh sahabat-sahabat banser di tiap kecamatan, minimal harus ada 1 perahu, sehingga jika ada banjir dapat segera diterjunkan kelokasi untuk mengevakuasi warga.” Kata Maman.